Nurnina Nonci
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jalan Dr. Ratulangi No. 274 Kotak Pos 173, Maros 90514, Indonesia
Telp. (0411) 371529, 371016, Faks. (0411) 371961 Indonesia
Amran Muis
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jalan Dr. Ratulangi No. 274 Kotak Pos 173, Maros 90514, Indonesia
Telp. (0411) 371529, 371016, Faks. (0411) 371961
Salah satu kendala dalam penyimpanan jagung adalah serangan hama gudang. Salah satu hama gudang jagung adalah Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae). Hama ini ditemukan di daerah panas maupun lembap. Hama ini bersifat polifag, dapat merusak serealia seperti beras/gabah, jagung, gandum, dan sorgum, namun dilaporkan sebagai hama penting pada jagung. Kehilangan hasil jagung di wilayah tropis akibat S. zeamais berkisar antara 30- 100%. Biji jagung yang disimpan selama 6 bulan menunjukkan kerusakan 85% dan bobot biji menyusut 17%. Telur hama tersebut diletakkan di dalam biji dan dalam beberapa hari akan menetas menjadi larva. Larva menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji. Telur berwarna putih bening, berbentuk lonjong, lunak dan licin, berukuran 0,7 mm x 0,3 mm. Larva berwarna putih kekuningan, tidak bertungkai, kepala berwarna cokelat, terdiri atas empat instar, panjang 1,5–4 mm. Periode larva berlangsung 25 hari. Imago S. zeamais berukuran 3-4,5 mm. Hama S. zeamais dapat dikendalikan dengan cara: 1) menyimpan jagung dalam wadah maupun gudang secara higienis, 2) menanam varietas tahan, 3) menggunakan musuh alami yaitu parasit, predator, dan patogen, seperti parasitoid Lariophagus distinguendus dan Anisopteromalus calandrae, serta patogen Beauveria bassiana, 4) memanfaatkan insektisida nabati yang memiliki toksisitas tinggi terhadap S. zeamais, yaitu Ageratum connyzoides (bandotan), Andropogon nardus (serai), Allium sativum (bawang merah), Nicotiana tabacum (tembakau), Zingiber officinale (jahe), dan Azadirachta indica (mimba), serta 5) menyemprotkan insektisida sintetis metil pirimifos.